Pendampingan diberikan kepada warga yang mengalami trauma, kecemasan dan tekanan psikologis akibat bencana. Layanan dilakukan melalui sesi konseling individu dan kelompok, termasuk aktivitas pemulihan psikologis bagi anak-anak yang kehilangan tempat tinggal.
Tim menggunakan pendekatan suportif dengan permainan edukatif, relaksasi, serta komunikasi terapeutik untuk menenangkan warga agar kembali stabil secara emosional,” ungkap Kepala Departemen Bimbingan Konseling UNP Dr. Zadrian Ardi, S.Pd., M.Pd., Kons, Senin (8/12).
Berdasarkan laporan di lapangan, sebagian penyintas mengalami kesulitan tidur, hilang motivasi hingga tanda-tanda stres pascatrauma akibat kehilangan rumah ataupun harta benda. Kehadiran Tim Konseling diharapkan mampu membantu mereka menata kembali kondisi mental menghadapi proses pemulihan yang masih panjang.
Program ini menjadi lanjutan dari rangkaian kegiatan UNP Peduli Bencana yang sejak awal Desember telah bergerak cepat merespons banjir bandang di Agam. Setelah tahap penyaluran bantuan logistik dan pembersihan material longsor oleh relawan, UNP kini fokus pada pemulihan psikososial sebagai bagian penting dalam proses bangkitnya masyarakat terdampak.
Tim konseling gelombang kedua direncanakan kembali diberangkatkan sesuai evaluasi dan kebutuhan warga di lapangan. UNP menegaskan komitmen terus hadir mendampingi korban secara berkelanjutan, baik dari sisi bantuan fisik maupun dukungan kesehatan mental. Upaya ini menjadi bentuk kontribusi kampus dalam mendukung pemulihan pascabencana secara menyeluruh.(rel/fan)














