Abdul Malik menegaskan bahwa operasi SAR bukan hanya kerja teknis, melainkan misi kemanusiaan.
“Setiap korban yang dievakuasi adalah seseorang yang ditunggu keluarga di rumah, yang punya cerita hidup, dan hilang dalam keadaan tragis,” ucapnya.
Ia menambahkan, semangat para rescuer tidak hanya didorong profesionalitas, tetapi juga empati yang mendalam terhadap para penyintas dan keluarga korban.
Meski cuaca tidak menentu dan akses medan masih menjadi tantangan, koordinasi terpadu antarinstansi tetap berjalan untuk memastikan seluruh korban dapat ditemukan dan diserahkan kepada keluarga.
“Setiap jejak, bau tanah basah, hingga benda yang mencurigakan diperiksa dengan teliti, sebab di baliknya bisa saja terdapat korban yang belum ditemukan,” tutur Abdul Malik.
Hingga berita ini terbit, pencarian masih dilanjutkan terutama di area lembah dan tepian sungai yang sebelumnya meluap. (pry)













