Ia menambahkan, perhatian perusahaan tidak hanya terlihat saat bencana. Jauh sebelumnya, PT Semen Padang telah menunjukkan kepedulian melalui dukungan pendidikan di SD Bustanul Ulum yang diperuntukkan bagi anak-anak Batu Busuk.
“Biaya pendidikan ditanggung penuh. Saat awal masuk sekolah, kebutuhan siswa seperti pakaian, sepatu, dan buku juga diberikan secara cuma-cuma. Ini sangat membantu keluarga di kawasan ini,” kata Anwar.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Padang, Win Bernadino, mengatakan bencana yang melanda Pauh dan beberapa wilayah di Padang merupakan duka bersama. “Kami turut prihatin atas dampak bencana yang terjadi,” ujarnya.
Melalui program Semen Padang Peduli, perusahaan berupaya membantu pemerintah daerah dalam penanganan bencana dan telah hadir sejak hari pertama.
“Saat bencana terjadi, perusahaan menyediakan makan siang dan makan malam bagi warga Lambung Bukit yang sangat membutuhkan dukungan pangan. Relawan TRC juga dikerahkan untuk mengevakuasi korban,” katanya.
Sehari setelah bencana, PT Semen Padang kembali turun ke lokasi dengan menyalurkan paket sembako, terutama ke daerah yang aksesnya sempat terisolasi.
Selain bantuan logistik, perusahaan juga mengerahkan tiga unit alat berat untuk membersihkan material lumpur di sejumlah titik terdampak. Fokus utama pembersihan berada di sepanjang Jalan Raya Mohammad Hatta, jalur vital yang menghubungkan Simpang Pasar Baru dan Simpang Pasir.
Penumpukan lumpur dan material kayu sempat menghambat mobilitas warga. Dukungan alat berat membantu mempercepat pemulihan akses sehingga proses evakuasi dan distribusi bantuan dapat berjalan lancar.
Alat berat juga dikerahkan untuk normalisasi Sungai Batang Kuranji dan pembuatan tanggul darurat di kawasan Gunung Nago, Simpang Pasia, hingga Batu Busuk. “Upaya normalisasi dan pembangunan tanggul penting untuk mengurangi risiko banjir susulan dan menjaga keselamatan warga,” ujar Win.
Di tempat terpisah, Koordinator Posko Semen Padang Peduli Siaga Bencana, Ferdy Dinardo, mengatakan alat berat PT Semen Padang masih bekerja di sejumlah titik.
“Sebelumnya excavator kami tempatkan di Sungai Batang Kuranji untuk normalisasi dan pembangunan tanggul. Setelah rampung, alat berat langsung digeser ke Batu Busuk untuk tugas serupa,” ujarnya. (ren/rel)













