Nurfitri menjelaskan bahwa pendekatan yang dilakukan adalah menularkan kebahagiaan untuk memulihkan fungsi sosial anak agar dapat beraktivitas normal kembali. Tim LDPI merancang metode permainan yang menciptakan suasana positif, inklusif, dan ramah anak.
Beragam metode interaktif diterapkan di halaman sekolah. Mulai dari sesi menggambar yang bertujuan untuk asesmen awal kondisi psikologis anak, permainan tepuk tangan saat bola melambung untuk melatih kembali fokus, hingga permainan tradisional ular naga yang efektif memancing ekspresi bahagia dan membakar semangat peserta didik.
Suasana haru bercampur bahagia pecah ketika sesi diakhiri dengan pembagian hadiah. Tim memberikan bingkisan berupa makanan ringan, susu, dan wafer yang sangat disukai anak-anak untuk menambah keceriaan mereka.
“Kami berharap trauma healing yang diberikan ini dapat mempercepat proses pemulihan mental anak-anak serta memperkuat ketahanan psikologis mereka. Dengan begitu, mereka bisa kembali beraktivitas di lingkungan sekolah dengan ceria tanpa bayang-bayang ketakutan akan bencana,” pungkas Nurfitri. (ren)














