Dari sisi teknis distribusi, Pertamina Patra Niaga Sumbagut telah menyiapkan sejumlah skema alternatif. Area Manager Communication, Relations, and CSR, Fahrougi Andriani Sumampouw, menjelaskan bahwa pasokan menuju wilayah Pidie Jaya, Bireun, dan sekitarnya terpaksa dialihkan dari Terminal BBM Krueng Raya karena jalur reguler masih sulit dilewati. Sementara itu, penyaluran LPG dari Lhokseumawe difokuskan melalui jalur laut untuk mempercepat pengiriman dan meminimalkan hambatan di darat.
Menurut Fahrougi, strategi darurat diterapkan agar energi dapat cepat sampai ke masyarakat. “Kami menggunakan berbagai moda transportasi untuk mempercepat distribusi. Secara total, kapal Wira Loewisa membawa sembilan skid tank LPG berkapasitas 15 ton dan lima mobil tangki BBM yang akan memperkuat distribusi dari Krueng Raya,” ucapnya. Ia menambahkan bahwa pendekatan kombinasi darat dan laut menjadi langkah paling efektif di tengah kondisi infrastruktur yang masih terganggu.
Pertamina juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan berbagai lembaga terkait, mulai dari BPBD, PUPR, hingga TNI-Polri. Koordinasi ini difokuskan untuk membuka kembali akses jalan yang terputus di sejumlah titik kritis akibat banjir. Pembukaan jalur sangat menentukan kelancaran distribusi energi, terutama bagi wilayah pedalaman dan area yang hingga kini masih terisolasi. Dengan dukungan tersebut, Pertamina berharap pasokan BBM dan LPG dapat segera menjangkau seluruh lokasi terdampak dan mempercepat proses pemulihan masyarakat Aceh. (jpg)
















