PADANG, METRO—RSUP Dr. M. Djamil sebagai rumah sakit rujukan utama di Sumatera Barat, kembali menegaskan komitmennya terhadap tanggung jawab sosial dan kepedulian masyarakat, khususnya pasca-bencana banjir bandang yang melanda Kota Padang beberapa waktu lalu. Tidak hanya terbatas pada pelayanan medis di dalam gedung, institusi kesehatan ini menunjukkan aksi nyata dengan gerak cepat mengunjungi dan mendampingi langsung korban terdampak di lokasi pengungsian.
Kepedulian tersebut diwujudkan dalam kunjungan lapangan yang dilaksanakan pada Jumat (5/12). Rombongan yang terdiri dari jajaran direksi lengkap dan pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) RSUP Dr. M. Djamil, turun langsung meninjau posko pengungsian yang terletak di kawasan Batu Busuak, Kelurahan Kapalo Koto, Kecamatan Pauh.
Kunjungan ini dipimpin oleh Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil, Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua. Setibanya di lokasi, Dirut beserta jajaran tidak hanya sekadar menyerahkan bantuan, namun juga meluangkan waktu untuk berdialog dan mendengarkan langsung keluh kesah para korban. Posko pengungsian tersebut diketahui ditempati oleh 9 Kepala Keluarga (KK) yang rumahnya mengalami kerusakan parah.
Dalam kesempatan tersebut, Dirut RSUP Dr. M. Djamil menyerahkan bantuan logistik yang dibutuhkan, meliputi sembako, kebutuhan dasar, hingga pakaian layak pakai.
Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua, menyampaikan kunjungan dan penyaluran bantuan ini merupakan representasi kepedulian tulus dan empati dari seluruh keluarga besar RSUP Dr. M. Djamil atas musibah yang menimpa.
“Kami datang ke sini sebagai bagian dari keluarga besar yang merasakan beban saudara-saudara kita. Kami berharap, sedikit bantuan sembako dan pakaian layak yang kami bawa ini dapat sedikit meringankan beban berat yang ditanggung. Ini adalah momen bagi kita semua untuk saling bergandengan tangan, menunjukkan rasa solidaritas, dan memastikan tidak ada warga yang merasa sendiri dalam menghadapi musibah ini,” ujar Dovy Djanas.
Dirut juga menyoroti aspek penanganan kesehatan pasca-bencana. Berdasar dialog dengan korban, tim identifikasi di lapangan menemukan adanya keluhan umum berupa gangguan kesehatan, seperti batuk, demam, dan penyakit kulit. Kondisi yang lazim dan berpotensi meluas di lingkungan yang kurang higienis pasca-banjir.












