“Di STO Talu dan Maninjau sendiri layanan internet gratis diperkirakan diakses oleh 200 hingga 300 pengguna setiap harinya. Selain untuk mengakses internet lokasi ini juga didatangi masyarakat untuk mengcharge baterai HP dan senter alat penerangan pasca putus nya aliran listrik PLN saat kejadian bencana banjir,” urainya.
Seiring dengan penyerahan bantuan, sebutnya, Telkom juga bergerak secara internal untuk melakukan percepatan pemulihan jaringan telekomunikasi. Bencana banjir bandang sempat memutus sejumlah infrastruktur telekomunikasi yang menjadi penopang layanan komunikasi di wilayah Sumatera Barat.
Diketahui, bencana banjir bandang kali ini membawa dampak yang sangat besar. Selain merusak ribuan rumah dan infrastruktur publik, termasuk jalan lintas Sumatera yang menjadi jalur utama penghubung antar wilayah, bencana ini juga merenggut 165 korban jiwa dan menyebabkan gelombang pengungsian yang sangat besar. Hingga 3 Desember 2025, tercatat lebih dari 106.200 warga terpaksa meninggalkan rumah mereka dan bertahan di berbagai posko pengungsian.
GM Telkom Witel Sumbar Jambi Muhammad Ihsan menyampaikan rasa duka yang mendalam atas musibah yang menimpa masyarakat Sumatera Barat. Ia mengatakan bahwa Telkom hadir bukan hanya sebagai penyedia layanan telekomunikasi, tetapi juga mempunyai andil kepedulian yang bermanfaat bagi masyarakat yang merasakan dampak bencana.
Melalui berbagai inisiatif mulai dari penyaluran bantuan kebutuhan pokok, penyediaan akses internet gratis hingga percepatan pemulihan infrastruktur komunikasi, Telkom menegaskan kembali perannya sebagai perusahaan yang tidak hanya fokus pada layanan digital, tetapi juga pada kebermanfaatan sosial.
“Telkom Group berkomitmen untuk melakukan pemulihan konektifitas secara cepat, aman dan terkoordinasi termasuk dengan berbagai pihak guna kelancaran pemulihan layanan telekomunikasi di wilayah terdampak khususnya di wilayah Sumatera Barat,” tegas Muhammad Ihsan setutu. (ped)
















