Selain menyalurkan bantuan, Kejati Sumbar juga menyoroti pentingnya langkah mitigasi ke depan untuk mengantisipasi potensi bencana serupa.
“Lokasi-lokasi rawan bencana harus dievaluasi. Rumah yang tidak lagi layak sebagai tempat tinggal perlu dicarikan alternatif baru demi keselamatan jiwa,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Agam Benni Warlis menyampaikan apresiasi kepada Kejaksaan Agung serta jajaran Kejati Sumbar dan Kejari Agam atas kepedulian terhadap masyarakat yang terdampak.
“Bantuan diserahkan langsung secara daring dari Kejagung untuk anak-anak adhyaksa dan warga sekitar. Ini sangat membantu,” ujarnya.
Bupati Benni melaporkan bahwa bencana longsor, banjir dan banjir bandang yang melanda wilayah Agam menimbulkan dampak besar: 171 orang meninggal dunia dan 85 orang masih dinyatakan hilang. Tim SAR gabungan dari BPBD Agam, Basarnas, TNI, Polri, dan berbagai elemen relawan masih melakukan pencarian dengan menyisir aliran Sungai Batang Ganggang, lokasi yang disebut menjadi pusat luapan air.
Hingga saat ini sebanyak 11.624 warga terpaksa mengungsi ke delapan kecamatan. Para pengungsi untuk sementara tinggal di rumah keluarga, tempat ibadah, serta lokasi penampungan lainnya. (pry)
















