“Jadi salah satunya kecepatan kami melakukan identifikasi DVI adalah sidik jari. Kalau sidik jari, kalau sidik jari masih bisa diidentifikasi oleh inafis maka kecepatannya sangat cepat, tingkat akurasi dengan sidik jari bisa 99 persen,” ucap Dedi.
26 Jenazah di RS Bhayangkara Sulit Diidentifikasi
Sementara itu Ps Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Padang, dr. Harry Andromeda, mengungkapkan sudah 61 jenazah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Padang. 26 jenazah di antaranya sulit teridentifikasi.
“Kami sampai saat ini sejak hari pertama bencana, total ada 61 jenazah, 35 jenazah sudah teridentifikasi, 26 jenazah belum,” kata dia.
Puluhan jenazah tersebut disimpan di lemari pendingin. Rumah Sakit Bhayangkara Padang juga mendapat bantuan mobil boks pendingin dari dinas pertanian untuk menampung jenazah.
“Untuk 26 jenazah belum teridentifikasi ini sudah kami ambil sampel DNA. Kami juga ambil sampel DNA pembanding dari keluarga korban merasa kehilangan saudara semua kami kirim sampel DNA ke Jakarta,” ujar Harry sembari menambahkan sudah 130 keluarga yang melapor kehilangan saudara di posko ante mortem. (rgr)













