Lebih lanjut, ia juga menyampaikan berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa wilayah pesisir barat Sumatera, termasuk Kota Pariaman di Provinsi Sumatera Barat berada di zona rawan bencana gempa bumi dan tsunami karena adanya zona subduksi atau megathrust Mentawai.
“Kota Pariaman mendapat bantuan alat deteksi tsunami High-Frequency (HF) Radar dari pemerintah Jerman yang insyaalah akan dilakukan pemasangan di Pantai Taman Anas Malik, Kelurahan Lohong, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman Tahun 2026. Kegunaaan alat ini adalah untuk mendeteksi ketika gempa dan potensi tsunami, alat ini akan menyampaikan sinyal melalui android serta membantu nelayan menangkap ikan,” terangnya.
Ia berharap dengan adanya pelatihan ini, tentu akan mendapatkan ilmu pengetahuan dalam upaya penanggulangan bencana. “Semoga pelatihan ini bermanfaat dan betul-betul didengarkan dan dipahami karena perwakilan KSB ini menjadi ujung tombak BPBD pada saat terjadi bencana,” tutupnya. (efa)
















