Selain itu, kata Djefri, satu helikopter telah beroperasi untuk evakuasi medis dan distribusi logistik. Dua helikopter tambahan segera tiba sehingga total unit yang dikerahkan menjadi tiga.
“Kabupaten Agam menjadi wilayah dengan laporan korban hilang terbanyak, yakni sekitar 70 hingga 75 orang. Pencarian di daerah itu memerlukan alat berat, namun akses darat untuk membawa alat berat masih terhambat akibat kerusakan jalur,” tutur dia.
Menurut Djefri, masyarakat masih bisa beraktivitas, tetapi untuk membawa alat berat atau peralatan SAR melalui darat belum memungkinkan. Helikopter membantu suplai logistik, tetapi alat berat tetap menjadi kebutuhan mendesak.
“Di lapangan, tim SAR juga menghadapi risiko kesehatan karena sejumlah jenazah yang ditemukan telah berada di lokasi lebih dari lima hari. Untuk itu, Basarnas mengajukan dukungan tambahan berupa vaksinasi dan perlengkapan kesehatan guna memastikan keselamatan para personel,” tutupnya. (*)
















