“Prioritas itu sudah pasti mother sport. Yaitu pasti Senam, ya kan, Atletik, Renang, ada Akuatik. Dan yang lain sudah pasti Bulu Tangkis, enggak mungkin [tidak]. Kita bicara Olimpiade sudah pasti Bulu Tangkis, Angkat Besi, ya kan, ada Panahan, dan ada Speed Climbing, itu sudah tujuh. Nah tentu ada beberapa cabor lain yang kita tunggu aja dari hasil diskusi, akan ada resmi,” terang dia.
“Karena , ini akan jadi payung hukum untuk administrasi negara dan juga tadi DBON, supaya jangan nanti dipikir ada hal-hal yang tidak terbuka. Kita harus coba buka dan kita beri kesempatan cabor-cabor untuk mulai juga menata diri kalau mau masuk yang daftar 21. Jadi ada promosi dan degradasi,” sambung Erick.
Lantas bagaimana dengan nasib tiga cabor industri yang populer seperti sepak bola, voli, dan basket? Erick mengatakan Kemenpora akan tetap memisahkannya dengan 21 cabor unggulan dalam DBON.
Menurut Erick, pemisahan perlu dilakukan agar deretan cabor unggulan bisa difokuskan untuk urusan anggaran. Sehingga akan disiapkan secara jelas.
“Kalau arahnya Olimpiade, ya kita mesti membedakan treatment olahraga yang populer dengan pembiayaan yang 21 cabor. Ya karena yang 21 cabor ini benar-benar anggarannya benar-benar disiapkan,” tutur dia.
“Nah cuman ini yang saya rasa kita perlu buktikan. Apalagi Bapak Presiden selalu bilang kalau kita mau menjadi negara besar itu harus punya tiga hal: ekonomi yang tumbuh baik, ya kan, keamanan yang kuat, dan olahraga kita juga yang maju. Jadi ini yang menjadi platform visi Bapak Presiden yang harus kita jabarkan di Kemenpora,” pungkas Erick. (jpg)












