Terkait estimasi durasi pemulihan sektor energi, Makky menilai hal itu sangat bergantung pada kecepatan perbaikan infrastruktur jalan.
“Daerah yang punya rute alternatif masih bisa ditangani dengan strategi Pertamina. Tapi lokasi yang semua aksesnya putus total akan jauh lebih sulit,” katanya.
Ia pun mendorong langkah cepat dan taktis agar kebutuhan energi warga di daerah terdampak bisa segera terpenuhi.
“Saya mengusulkan dibukanya Posko BBM di titik bencana, lalu menggunakan kendaraan roda dua atau menyalurkan BBM dalam kemasan 10 liter untuk daerah-daerah terisolir. Ini pernah dilakukan saat kemacetan maut di Brebes tahun lalu. Jadi bukan hal baru,” jelas Makky.
Namun dalam situasi seperti ini, ia mengingatkan, kelonggaran kebijakan, seperti arahan pemerintah pusat agar sementara tidak menggunakan QR Code untuk pembelian BBM, bisa dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang mencari untung semata.
“Ada peluang dan tantangan. Di satu sisi, masyarakat bisa memanfaatkan situasi untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan menjual BBM eceran. Tapi di sisi lain, pelaku bisnis yang serakah bisa menimbun BBM dan memicu kecurangan,” tegasnya.(rel/fan)
















