Sementara itu, Dandim 0304/Agam, Letkol Inf. Slamet Dwi Santoso menyatakan, saat ini yang dibutuhkan dalam penanganan pada lokasi terdampak yakni penambahan alat berat. Sebab, pada area terdampak banjir dan longsor, material berupa lumpur, kayu dan batang pohon masih menumpuk.
“Saat ini kamisudah berkoordinasi dengan Bupati Agam untuk segera menambah alat berat ke lokasi terdampak bencana yang terbagi di beberapa titik. Sebab, jika tidak segera dibersihkan, dikhawatirkan material lumpur akan mengeras dan menyulitkan proses pembersihan berikutnya,” ujarnya.
Terpisah, Koordinator lapangan operasi SAR di Kecamatan Palembayan, Hatta Priono mengatakan, hingga Selasa pagi, ada 60 orang dalam pencarian, yaitu 19 orang di Salareh Aia, 39 orang di Salareh Aia Timur, dan 2 orang di Tigo Koto Silungkang,” kata Hatta ketika dijumpai di Posko Basarnas, Nagari Salareh Aia Timur.
“Ada 90 orang tim SAR gabungan yang diturunkan mencari korban. Petugas mengikuti aliran Sungai Alahan Anggang (disebut juga Nanggang) dan menyisir titik-titik yang diduga ada korban. Alat berat juga digunakan di lokasi tertentu. Kendala di lapangan, pertama, lumpur yang ketinggiannya mencapai lebih dari 1 meter. Kedua, areal bencana yang sangat luas dan terpecah-pecah,” ujarnya.
Kapolres Agam, AKBP Muari mengatakan, sebagian besar korban yang ditemukan di Palembayan baru yang ada di permukaan. Korban yang hilang kemungkinan tertimbun lumpur. Menurutnya, lumpur di lokasi bencana di Palembayan masih lunak dan dalam sehingga membahayakan. (*)
















