Menurut AKBP Faisal, proses identifikasi harus dilakukan dengan cepat mengingat kondisi jenazah korban banjir bandang akan lebih cepat mengalami pembusukan dibandingkan jenazah yang tidak terkena air.
“Proses pembusukan jenazah korban terkena air itu lebih cepat daripada korban meninggal karena hal lainnya. Jadi, posedur identifikasi tidak hanya soal ketelitian, tapi juga faktor waktu,” tegas dia.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, kendala lain yang dihadapi tim adalah keterbatasan fasilitas penyimpanan. Banyak jenazah dari daerah seperti Agam 102 korban, 97 teridentifikasi, terpaksa dibawa ke RS Bhayangkara karena tidak adanya mesin pendingin yang memadai di sana.
“Fasilitas penyimpanan jenazah di tempat kami sangat terbatas. Di RS Bhayangkara hanya punya empat pendingin, RS M Djamil punya dua, dan Unand punya dua. Namun, kendala ini sedikit teratasi berkat bantuan satu mobil pendingin dari Pemprov Sumbar. Jenazah yang sudah kami periksa bisa disimpan sementara di sana sebelum diambil oleh pihak keluarga,” tutur dia..
Sementara itu, Ps Karumkit Bhayangkara TK III Padang, Kompol dr Hari Andromeda, SpJ, menegaskan pentingnya percepatan pengambilan sampel DNA dari keluarga korban agar identitas jenazah bisa diketahui.
“Kami mohon kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga agar segera datang ke posko antemortem di RS Bhayangkara Padang. Semakin cepat data pembanding masuk, semakin cepat pula kami bisa menyelesaikan identifikasi 25 jenazah yang saat ini masih Mr X, “ tegas Kompol Hari.
Kompol Hari menyampaikan bahwa sebagian besar jenazah yang sulit teridentifikasi adalah anak-anak. Diduga orang tua atau kerabat terdekatnya juga menjadi korban, sehingga tidak ada yang melapor. Kondisi ini membuat proses pencocokan data menjadi lebih lama.
“Kami mengimbau masyarakat yang kehilangan sanak saudara akibat bencana agar segera mendatangi RS Bhayangkara Padang atau posko DVI terdekat guna memberikan data antemortem, sehingga proses identifikasi dapat segera tuntas dan jenazah dapat diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan,” tutup dia. (rgr)
















