PASAMAN, METRO–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasaman secara resmi mengajukan permohonan penambahan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk wilayahnya. Pengajuan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi dini terhadap kelangkaan BBM, yang dinilai sangat krusial terutama dalam mendukung operasi penanggulangan bencana. Saat ini, Kabupaten Pasaman masih berstatus tanggap darurat bencana, yang semakin mempertegas urgensi ketersediaan BBM yang stabil.
Kondisi di lapangan telah menunjukkan tanda-tanda kritis. Pantauan wartawan di dua SPBU di Lubuksikaping telah terjadi kelangkaan BBM di sejumlah titik. Kelangkaan ini meliputi berbagai jenis Bahan Bakar Minyak, mulai dari Pertalite, Solar, hingga Pertamax. Pasokan BBM yang masuk ke Pasaman sejak Minggu malam, (30/11) lalu, ternyata tidak mampu memenuhi tingginya permintaan masyarakat. Dampaknya, antrean kendaraan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) memanjang dan mengular. Untuk mengatur lalu lintas yang padat akibat antrean ini, kepolisian setempat terpaksa menerapkan sistem jalur satu arah di beberapa lokasi.
Bahkan, hingga Senin siang, 1 Desember 2025, situasi belum menunjukkan perbaikan. Stok BBM di beberapa SPBU dilaporkan telah habis. Sebagai contoh, dua SPBU yang berlokasi di Lubuksikaping telah kehabisan persediaan. Kendaraan yang masih mengantre terpaksa harus menunggu kedatangan truk tangki pengangkut BBM berikutnya tanpa kepastian waktu yang jelas.
Menanggapi situasi yang mendesak ini, Bupati Pasaman, Welly Suhery, menekankan perlunya tindakan cepat. Menurutnya, kondisi kelangkaan ini harus segera diantisipasi untuk mencegah gangguan yang lebih luas.
“Pasaman dalam status tanggap darurat bencana, jadi penambahan kuota BBM ini sangat dibutuhkan,” tegas Bupati Welly Suhery.
















