“Jumlah siswa kami 856 orang, kebanyakan tinggal di sekitar sekolah. Rumah dan akses jalan mereka juga masih tertutup lumpur tebal,” tuturnya.
Selain fokus pada pembersihan lumpur, pihak sekolah kini mulai melakukan inventarisasi kerugian. Sejumlah fasilitas penting seperti meja, kursi, dan peralatan laboratorium mengalami kerusakan.
Riza menyebut proses pendataan baru dapat dimulai hari ini karena saat banjir terjadi, sekolah dijadikan lokasi evakuasi warga, khususnya di kelas VIII5, VIII6, dan VIII.
“Kami berharap semua dapat kembali pulih secepat mungkin agar pembelajaran berjalan normal,” harapnya. (brm)
















