PADANG, METRO—Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Sumbar kembali bertambah menjadi 129 orang pada hingga Minggu (30/11). Sedangkan warga yang hilang dilaporkan sebanyak 118 orang.
Hal itu diungkap Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers. Menurutnya, penambahan itu dipengaruhi oleh operasi pencarian dan pertolongan yang terus dilakukan. Kabupaten Agam menjadi wilayah dengan jumlah korban meninggal dan hilang terbanyak.
“Agam ini relatif bertambah banyak laporan korban karena yang hilang waktu itu kemarin banyak ya, sehingga tambah yang meninggal jadi 87, yang 76 masih hilang,” ungkap Suharyanto.
Meski begitu, Suharyanto menyebut situasi di Sumbar berangsur membaik dibandingkan wilayah lain di Sumatra yang terdampak bencana, yakni Aceh dan Sumatra Utara. Sementara itu sekitar 77.988 warga mengungsi selama bencana berlangsung.
“Namun, sebagian di antaranya kini mulai kembali ke rumah untuk membersihkan lingkungan sekitar saat siang hari. Nanti malam kadang-kadang mereka datang lagi untuk bermalam di titik-titik pengungsian,” kata Suharyanto.
Adapun saat ini terdapat kabupaten/kota terdampak yang masih menjadi perhatian utama, yakni Agam, Solok, dan Pesisir Selatan. Daerah tersebut menghadapi kerusakan infrastruktur seperti jembatan putus dan jalan rusak.
“Yang masih menjadi perhatian utama adalah yang di Agam, kemudian di Solok, dan di Pesisir Selatan untuk bencananya,” tutur dia.
Suharyanto melanjutkan, jalur nasional yang menghubungkan Kota Padangpanjang dan Sicincin masih terputus. Sejumlah jalur provinsi juga masih terganggu, tetapi secara umum akses darat masih dapat dilalui untuk distribusi bantuan.
“Logistik di 8 kabupaten ini sudah didistribusikan, Padangpariaman, Pesisir Selatan, Tanahdatar, Kota Solok, Bukittinggi, Kota Padang, Kota Pariaman, dan Agam,” kata dia.
















