Ia juga memaparkan langkah-langkah penanganan darurat yang telah dilakukan pemerintah daerah bersama TNI–Polri dan BPBD. “Upaya penanganan darurat terus kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, terutama mereka yang mengungsi dan terisolasi akibat akses yang terputus,” ungkap Bupati.
Data Sementara Dampak Bencana 22–28 November 2025
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padangpariaman merilis data sementara dampak banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang melanda sejak 22 hingga 28 November 2025. Pemerintah Daerah telah menetapkan Status Tanggap Darurat selama 14 hari, yaitu 23 November hingga 6 Desember 2025.
BPBD mendata Wilayah Terdampak 17 kecamatan, 88 nagari. Dampak Terhadap Warga seperti Rumah terendam/terdampak: 3.963 unit (±14.400 jiwa), Pengungsi: 2.968 jiwa, Korban Meninggal dunia: 7 orang (tertimbun longsor) Dan Hilang: 2 orang, Mayat hanyut dari daerah lain: 20 orang ditemukan di Batang Anai. Kemudian Rumah rusak: 57 unit, Rumah hanyut: 34 unit Dengan taksiran Kerugian materi sementara: ± Rp 284,1 miliar
BPBD juga merilis Sebaran Daerah Rawan Banjir: 15 kecamatan, 55 nagari (ketinggian air 50–250 cm), Longsor: 15 kecamatan, 43 nagari (56 titik longsor) dan Angin kencang/pohon tumbang: 15 kecamatan, 26 nagari (26 titik). Dari sisi Kerusakan Infrastruktur terdapat 16 ruas jalan rusak, 19 jembatan rusak (termasuk Jembatan Koto Buruak dan Jembatan Batang Sariak), Sarana pendidikan: 4 unit rusak, 2 sekolah terdampak longsor, Fasilitas ibadah: 6 unit terendam, 1 hanyut, 2 rusak, lahan Pertanian: 341 ha sawah & 106,25 ha ladang/kebun terendam, seta Irigasi rusak: 24 unit (efa)
















