Sektor pertanian mencatat kerusakan pada lahan seluas 555,76 hektare, menyebabkan kerugian sekitar Rp5,4 miliar. Kerugian pada sektor peternakan tercatat Rp50,5 juta.
Kerusakan paling besar berikutnya terjadi di sektor perikanan. Di Paninjauan, Kecamatan Tanjung Raya, banjir bandang merusak 12,5 hektare lahan perikanan, dengan 4.625.000 benih ikan mati—mengakibatkan kerugian Rp465,5 juta, ditambah kematian 7.650 induk ikan dengan kerugian Rp191,3 juta. Di lokasi yang sama, lahan perikanan lainnya tertimbun 2,5 hektare, dengan kerugian Rp50 juta dan kematian 860 ribu ekor benih ikan senilai Rp86 juta.
Di Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya, luapan air Danau Maninjau menyebabkan delapan ton ikan mati, dengan kerugian Rp184 juta. Sementara di Pasia Panjang, Nagari Tiku Selatan, Kecamatan Tanjung Mutiara, banjir mengakibatkan 40 unit alat tangkap hanyut, dua mesin tempel 15 PK hilang, dan satu perahu hanyut, dengan total kerugian Rp150 juta.
Di Kamang Hilia, Kecamatan Kamang Magek, banjir menyebabkan sekitar dua ton ikan lele hanyut akibat luapan Sungai Batang Agam, menimbulkan kerugian Rp50 juta.
Hingga kini, pemerintah daerah masih melakukan pendataan lanjutan sekaligus penanganan darurat di kawasan terdampak. (pry)
















