Menkes memastikan upaya perluasan layanan ini akan didukung penuh dari sisi fasilitas dan anggaran. “Nantinya di tahun 2026 dan 2027, satu rumah sakit di tiap 514 kabupaten/kota ini akan mendapatkan peralatan set layanan laparoskopi dari Kementerian Kesehatan RI,” janji Menkes seraya mengatakan dengan demikian, pengadaan alat akan diikuti dengan pengampuan sumber daya manusia.
Sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap peran sentral RSUP Dr. M. Djamil, Kemenkes memberikan bonus anggaran signifikan. “Sebagai bonus, rumah sakit ini akan dikasih anggaran Rp 500 miliar untuk gedung baru,” ungkap Menkes.
Selain itu, Menkes juga menyampaikan pesan khusus terkait penggunaan anggaran tersebut untuk pengembangan pendidikan. “Saya titip bangun laboratorium yang bagus untuk Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi (PDRPI) FK Unand sehingga mereka bisa melakukan penelitian lebih baik,” pintanya.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah mengatakan pendirian Endo-Laparascopy Education and Training Center ini merupakan bukti nyata dari upaya bersama dalam memenuhi amanat UU No 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. “Dengan adanya pusat pelatihan ini, kita berharap aksesibilitas layanan minimal invasif di Sumbar dan sekitarnya semakin merata, kualitas SDM kesehatan kita semakin kompetitif serta RSUP Dr. M. Djamil semakin kokoh posisinya baik sebagai Rumah Sakit Rujukan maupun Rumah Sakit Jejaring Pengampu dan Rumah Sakit Pendidikan,” tuturnya.
Ia mengajak seluruh pihak baik dari Kementerian Kesehatan, organisasi profesi, lembaga pendidikan hingga industri kesehatan untuk terus memperkuat kolaborasi. “Fasilitas ini harus kita jaga, kembangkan, dan manfaatkan secara maksimal demi kepentingan masyarakat,” harap Mahyeldi.
Sementara itu, Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil, Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM MARS, FISQua, mengatakan hadirnya Endo-Laparoscopy Education and Training Center menjadi salah satu tonggak penting dalam roadmap pengembangan Center of Excellence di RSUP Dr. M. Djamil.
RSUP Dr. M. Djamil mengambil posisi strategis dalam perubahan ini. “Melalui pusat pelatihan yang kita luncurkan hari ini, kami ingin memastikan bahwa Sumatera Barat dan Indonesia bagian tengah-barat tidak tertinggal dalam era bedah modern,” tuturnya.
Ia percaya bahwa operasi minimal invasive, endoskopi, dan laparoskopi adalah masa depan pelayanan bedah modern, lebih cepat, lebih aman, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. “Ini sejalan dengan menghadirkan layanan dan pendidikan sesuai dengan standar global,” tegas Dirut. (rom)












