Menurut Sigit, dinamika global yang terus berubah membutuhkan kesiapan taruna untuk menghadapi kompleksitas tantangan baru. Perkembangan teknologi, perubahan geopolitik, serta ancaman keamanan modern menuntut para calon perwira agar menempa diri dengan lebih serius.
“Oleh karena itu, para taruna tentunya harus terus menempa diri sehingga menjadi perwira TNI–Polri yang berkualitas, karena salah satu kunci utama dalam menyambut bonus demografi dan tantangan tugas tersebut adalah dukungan sumber daya manusia Indonesia yang unggul,” ucap Sigit.
Ia menambahkan bahwa pendidikan dasar integratif menjadi landasan penting bagi pembentukan karakter sinergisitas sejak dini. Dengan latar matra dan korps yang berbeda, seluruh taruna telah ditempa secara bersama dalam semangat disiplin dan integrasi yang akan menjadi bekal saat bertugas nanti.
“Hal ini sejalan dengan penyampaian Bapak Presiden RI, Prabowo Subianto bahwa, ‘TNI dan Polri adalah dua institusi yang merupakan wujud dari kehadiran negara, wujud dari penegakan kedaulatan, dan wujud dari eksistensi negara’,” tutur Sigit.
Upacara wisuda ini diharapkan menjadi momentum lahirnya generasi unggul calon perwira TNI–Polri yang siap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Sigit memastikan bahwa perjuangan para taruna selama menempuh pendidikan harus menjadi kekuatan untuk melayani rakyat dengan penuh dedikasi.
“Saya dan Bapak Panglima TNI juga pernah menjalani pendidikan seperti Taruna sekalian, sehingga memahami bahwa menempuh pendidikan sebagai seorang Taruna bukanlah perjuangan yang mudah. Dibutuhkan ketekunan dan pengorbanan selama menempuh pendidikan, sehingga dapat menjadi seorang perwira yang tanggap, tanggon, dan trengginas,” tutup Sigit. (jpg)
