“Saya mengajak seluruh masyarakat untuk tetap tenang, saling membantu, dan memperbanyak doa agar Sumatera Barat diberi perlindungan. Kita berharap bencana ini segera berlalu. Semoga Allah SWT menjaga seluruh masyarakat Sumatera Barat dari marabahaya,” tutup Arry.
Wakil Gubernur Sumbar, Vasko Ruseimy dalam rapat tingkat menteri secara virtual pada Kamis sore mengatakan, arus banjir dengan volume debit air besar menerjang sejumlah rumah yang berada di bantaran Sungai Minturun. Material batang pohon dan lumpur merusak rumah warga di Lubuk Minturun, Koto Tengah, Kota Padang Selain banjir bandang di Lubuk Minturun, jembatan penghubung di Koto Luar, Kecamatan Pauh, Kota Padang, putus akibat dihantam material banjir bandang.
“Unsur organisasi perangkat daerah berupaya mengevakuasi para korban serta membersihkan material imbas bencana ini. Warga terdampak bencana di Sumbar lebih dari 60 ribu jiwa. Titik longsor di badan jalan yang amblas, pohon tumbang di beberapa kabupaten dan kota,” kata Vasco melalui keterangan tertulis BNPB.
Di Kelurahan Lubuk Minturun, banjir bandang terparah melanda perumahan Luminpark Cluster. Aliran Sungai Lubuk Minturun, berjarak sekitar 40 meter, meluap ke perumahan, kemudian membentuk satu aliran baru yang membelah kompleks tersebut.
Kamis siang, air berangasur surut, tetapi puluhan rumah tertimbun material lumpur dan pasir setebal 50 cm serta kayu-kayu yang dibawa banjir bandang. Belasan mobil dan puluhan sepeda motor juga tertimbun material banjir.
Merujuk data BNPB, arus banjir dengan volume debit air yang besar menerjang sejumlah rumah yang berada di bantaran Sungai Minturun. Material batang pohon dan lumpur juga merusak rumah warga di Lubuk Minturun, serta jembatan penghubung di Koto Luar, Kecamatan Pauh, Kota Padang, hanyut terbawa arus.
Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menyebut bencana imbas cuaca ekstrem ini berdampak ke 17 kelurahan di 7 kecamatan di Kota Padang.
“BPBD setempat masih melakukan pemutakhiran data dampak bencana hingga sore ini,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya.
Soal cuaca ekstrem ini, sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi dua siklon tropis yang memengaruhi kondisi cuaca untuk beberapa wilayah di Indonesia. Anomali cuaca itu salah satunya dirasakan oleh Sumatra Barat. Adapun dua siklon tropis yang terdeteksi ini, yaitu Siklon Tropis Koto dan Siklon Tropis Senyar.
Merujuk analisis BMKG pada Rabu, Siklon Tropis Senyar terpantau berada di sekitar wilayah Selat Malaka, sebelah timur Aceh. Laju angin maksimum badai ini mencapai 43 knot atau 80 kilometer per jam dengan tekanan udara 998 hPa. Namun, kecepatan siklon ini diprediksi menurun, meski masih dalam kategori 1. Mobilitasnya ke arah barat–barat daya menuju Indonesia.
Pusaran angin tersebut bisa menyebabkan hujan berintensitas sangat lebat atau ekstrem, serta angin kencang di Aceh dan Sumut. Ada juga potensi hujan berintensitas sedang hingga lebat di Sumbar dan Riau. Efek lain Siklon Tropis Senyar adalah gelombang tinggi maksimal 4 meter di Selat Malaka bagian utara, serta Samudera Hindia sebelah barat Aceh hingga Kepulauan Nias. (*)













