Langkah ini dinilai efisien untuk menutup celah kebutuhan pangan yang mendesak. Fadly mengakui, meskipun dapur umum yang dikelola Dinas Sosial Kota Padang telah beroperasi maksimal sejak beberapa hari terakhir dengan kapasitas 200 hingga 400 porsi per hari, jumlah tersebut belum sepenuhnya mencukupi mengingat luasnya wilayah terdampak dan terus bertambahnya jumlah pengungsi.
“Kita kerahkan semua sumber daya selama masa tanggap darurat ini untuk mengurangi beban warga Kota Padang korban bencana banjir. Juga ada bantuan dari BUMN, BUMD, NGO, Baznas, dan pihak-pihak dermawan lainnya yang langsung disalurkan kepada korban bencana,” jelas Fadly.
Selain memastikan perut warga terisi, aspek kesehatan juga menjadi perhatian serius. Dinas Kesehatan Kota Padang telah menyiagakan seluruh unit pelayanan kesehatan, baik Puskesmas maupun posko kesehatan darurat, untuk tetap beroperasi melayani keluhan penyakit yang lazim muncul pascabencana, seperti gatal-gatal, diare, dan ISPA. (ren)
