“Fitur antrean online di aplikasi Mobile JKN adalah game changer yang membantu kita agar tidak menunggu lama di fasilitas kesehatan, cukup atur jadwal kunjungan di aplikasinya, datang sesuai antrean dan kita langsung dilayani. Kalau kita bisa antre dari rumah, kenapa harus datang pagi-pagi hanya untuk ambil nomor antreannya?,” jelas Fauzi.
Fauzi merasa bahwa kolaborasi antar generasi juga penting agar manfaat digitalisasi layanan publik dapat dinikmati oleh semua kalangan. Oleh karena itu, ia mendorong generasi muda untuk membantu keluarga dan lingkungan sekitar agar lebih familiar menggunakan aplikasi Mobile JKN. “Kita sebagai figur muda harus bisa menjadi penggerak, caranya bisa dengan membantu orang tua dan orang-orang sekitar untuk mengenal fitur-fitur yang tersedia di aplikasi Mobile JKN. Aplikasi ini tidak hanya mempermudah mereka, tetapi juga membantu proses pelayanan di fasilitas kesehatan jadi lebih teratur,” himbau Fauzi.
Fauzi mengingatkan bahwa masyarakat yang belum terdaftar, sebaiknya segera mengambil langkah untuk menjadi peserta JKN. Baginya, tidak mendaftarkan diri sebagai peserta JKN justru bisa merugikan, mengingat risiko sakit bisa datang tanpa terduga. “Kita tidak pernah tahu kapan membutuhkan layanan kesehatan, jika sudah sakit dan belum terdaftar sebagai peserta JKN, tentu itu akan menjadi kendala. Jadi lebih baik mendaftar dari jauh-jauh hari karena ini adalah bentuk perlindungan untuk diri sendiri dan keluarga,” kata Fauzi.
Fauzi menilai iuran BPJS Kesehatan tergolong terjangkau jika dibandingkan dengan manfaat perlindungan kesehatan yang bisa diperoleh. Ia berharap semakin banyak masyarakat yang sadar pentingnya menjadi peserta JKN aktif sejak dini, bukan hanya mendaftar ketika sedang membutuhkan layanan medis saja. “Saya yakin tidak ada yang ingin sakit, tetapi kita harus mempersiapkan diri. Dengan JKN, setidaknya ada perlindungan finansial yang meringankan beban kita ketika kondisi darurat terjadi,” tegas Fauzi. (uus)
