ADINEGORO, METRO – Pernyataan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, yang menyebut daerah yang dimenangkan Capres Prabowo Subianto dulunya dianggap ‘provinsi garis keras’ jadi heboh. Kritik tetap ramai muncul meski Mahfud sudah memberi penjelasan.
Pernyataan itu disampaikan Mahfud dalam wawancara di salah satu stasiun TV swasta. Video potongan wawancara yang berdurasi 1 menit 20 detik lalu beredar di media sosial. Sejumlah tokoh mulai angkat bicara, termasuk Wasekjen DPP Partai Gerindra Andre Rosiade yang merupakan putra asli Sumbar. Daerah yang Prabowo menang sampai 86 persen.
Dalam twitternya @andre_rosiade, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi itu mengharapkan Mahfud MD @mohmahfudmd tidak mengaitkan kemenangan Prabowo dengan Islam garis keras.
“Prof Mahfud yang saya hormati. Saya lahir, besar, bahkan Daerah Pemilihan saya adalah Sumbar. Alhamdulillah suara yang memilih saya sebagai calon anggota DPR RI pun tertinggi dalam sejarah di Sumbar. Saya dari SD sampai SMP sekolah di Sekolah Khatolik di Kota Padang. SMA baru di SMAN 2 Padang,” tulis Andre kemarin.
Andre menjelaskan, orang Minang memang Alhamdulillah adalah penganut Islam yang taat. “Tapi kami bukanlah garis keras dan radikal Prof @mohmahfudmd. Kami adalah umat Islam yang rahmatallil alamin. Kami orang Minang sangat toleran dalam kehidupan beragama. Semua hidup rukun berdampingan,” kata ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Andre menjelaskan, alasan masyarakat Minang tidak memilih Jokowi @jokowi adalah ekonomi. Karena kehidupan ekonomi yang sulit, mencari pekerjaan susah, harga sembako di pasar tidak terjangkau, listrik mahal, pupuk mahal, dan lainnya.
“Mudah-mudahan Prof @mohmahfudmd paham penjelasan saya ini. Salam hormat,” kata mantan presiden BEM Universitas Trisakti Jakarta ini.
Kolega Andre, Koordinator Jubir BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak hingga Waketum Gerindra Fadli Zon juga menegur keras Mahfud MD. Dahnil menganggap pernyataan Mahfud itu tidak menunjukkan sikap Pancasilais. Dia menyinggung gerakan Suluh Kebangsaan yang digagas Mahfud.
“Apakah sikap Pancasilais itu adalah sikap menuduh dan melabel kelompok lain yang tidak satu garis politik sebagai Islam Garis keras seperti yang dilakukan oleh Pak @mohmahfudmd ketika menyebut daerah di mana Prabowo menang adalah daerah Islam Garis keras?” ungkap Dahnil lewat Twitter.
“Bagaimana mungkin Pak @mohmahfudmd yang menyatakan dirinya menggerakkan suluh kebangsaan justru mengeluarkan pernyataan keruh kebangsaan dengan menuduh daerah seperti Aceh, Sumbar, Jawa Barat dan seterusnya yang dukung Prabowo adalah daerah Islam Garis keras,” sambung Dahnil. (r)