Dalam workshop ini, peserta mendapatkan pembekalan terkait tiga kompetensi inti penanganan darurat. Yang meliputi Pemahaman kebijakan dan protokol penanggulangan kegawatdaruratan. Kemudian kemampuan mengidentifikasi tingkat kegawatan korban serta keterampilan praktik Bantuan Hidup Dasar (BHD) serta Resusitasi Jantung Paru (RJP).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Yanti menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari penguatan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang mulai dikembangkan di daerah. “SPGDT sudah mulai kita proses di Payakumbuh. Salah satu bentuknya adalah beroperasinya klinik Cegak Basamo di Mal Pelayanan Publik, yang setiap hari memberikan layanan kegawatdaruratan dengan dukungan petugas dari tim SPGDT,” kata Yanti.
Workshop ini digelar bekerja sama dengan UPTD BKOM dan lembaga pelatihan kesehatan untuk memastikan materi yang diberikan sesuai standar nasional. Penguatan SPGDT menuntut integrasi berbagai unsur, mulai dari fasilitas kesehatan, kesiapan ambulans, hingga jalur komunikasi dan koordinasi lintas instansi. Dinas Kesehatan menilai peningkatan kapasitas SDM menjadi langkah awal yang harus dipenuhi sebelum memasuki tahap pembenahan sistem lainnya. “Kita ingin memastikan bahwa setiap tenaga kesehatan memiliki keterampilan dasar yang sama dalam menangani situasi darurat. Ini penting untuk membangun sistem yang terkoordinasi,” pungkasnya. (uus)
















