Amanah kekuasaan dititipkan kepada mereka, segala urusan diserahkan kepada mereka, nasib rakyat digantungkan kepada kebijaksanaan mereka. Maka segala tindak tanduk, aturan, kebijakan, program dan kegiatan yang mereka rencana dan laksanakan sangat menentukan nasib bangsa dan Negara.
Maju atau mundur, kaya atau miskin, sejahtera atau tidaknya rakyat, pemimpin dan atau pemerintah berada pada urutan pertama dalam rantai pertanggungjawaban. Seperti kutipan hadist Nabi SAW, “…,Dan Pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya”.
Agaknya, Presiden Prabowo sebagai Pemimpin tertinggi di republik ini menyadari itu semua. Masih ada penyimpangan dalam sistem ekonomi kita. Masih belum sesuai amanat UUD 1945 pasal 33 dengan kenyataan yang ada, dimana bumi, air dan kekayaan alam Indonesia belum sepenuhnya dikuasai oleh Negara didipergunakan untuk kemakmuran rakyat.
Kekayaan Negara diambil seenaknya, hasil bumi dikeruk, diangkut dan dibawa keluar negeri tanpa memberi dampak ekonomi ke rakyat Indonesia yang beliau sebut dengan istilah imperialisme dan kolonialisme gaya baru. Kita dibiarkan merdeka, tetapi kekayaan kita dikeruk habis-habisan. Beliau juga menyadari para pengkhianat masih berkeliaran. Semua itu seperti sudah dipahami oleh Bapak Presiden dan katanya akan beliau bereskan.
Sebagai rakyat, tentu kita berharap, tekad Presiden Prabowo untuk membenahi anomali-anomali itu betul-betul diwujudkan. Berantas segala mafia ekonomi yang menghisap kekayaan Negara tanpa basa basi. Selama ini kita bukan tidak tahu apa masalah akut bangsa ini, apa yang membuat ekonomi bangsa ini terus terpuruk, kenapa Negara yang kaya ini rakyatnya banyak yang miskin. Kita tahu, tapi kita tak punya kuasa merubahnya. Kita tak kuasa menentang matahari.
Maka, ketika RI 1, Prabowo Subianto, Sang Matahari itu sendiri yang sudah menyadari dan bertekad memperbaikinya, semoga saja mimpi kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia itu segera terwujud menjadi nyata. Semoga juga tekad itu bukan Prank buat kita semua. Semoga!!! (**)
