“Kami telah melakukan koordinasi lintas lembaga. Kami menyampaikan bahwa laporan resmi telah diteruskan kepada Wali Kota Padang, yang kemudian menugaskan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk menurunkan personel dan alat berat guna membantu evakuasi material longsor,” kata Martin Kustati.
Upaya tersebut, ungkap Martin Kustati, masih berlangsung hingga kini, mengingat kondisi tanah yang labil dan proses pembersihan yang memerlukan penanganan bertahap. Pihaknya juga telah menyampaikan laporan awal kepada pihak terkait untuk memastikan penanganan lanjutan dapat dilakukan sesuai prosedur kebencanaan.
“Langkah ini dilakukan untuk mencegah risiko lanjutan serta memfasilitasi koordinasi yang lebih komprehensif, termasuk mitigasi jangka pendek dan pemetaan struktur tanah di lingkungan kampus,” tutur dia.
Demi keselamatan civitas akademik, ungkap Martin Kustati, pihaknya mengeluarkan imbauan resmi agar civitas akademika menjauhi area terdampak longsor. Pihaknya juga memutuskan untuk mengalihkan proses perkuliahan secara dalam jaringan (daring) atau online mulai tanggal 25 hingga 28 November 2025.
“Kebijakan ini diambil untuk menjaga keselamatan seluruh pihak sambil menunggu situasi dinyatakan aman dan stabil oleh tim teknis. Pernyataan resmi ini juga diharapkan dapat membuka jalan bagi penanganan lanjutan yang lebih komprehensif dalam menghadapi risiko longsor dan pergerakan tanah di lingkungan pendidikan tersebut,” pungkasnya. (*)
