Menurut Jon Firman Pandu, untuk meningkatkan SDM petani dan meningkatkan minat generasi muda untuk bertani, dihadirkan Program Sekolah Lapang Tematik DAK 2025 yang dilaksanakan sebanyak 11 kali pertemuan di 14 kecamatan yang terdiri dari 12 lokasi berbasis padi dan 2 lokasi berbasis sayur.
“Kegiatan ini kami kemas dalam konsep Sayur Pokok Murah (SPM). Di dalamnya, petani belajar menanam bawang merah secara mudah, murah, dan ramah lingkungan,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, penggunaan pestisida kimia berhasil ditekan lebih dari 50%, begitu juga dengan pengurangan pupuk kimia dan biaya penyemprotan. Peningkatan tersebut didukung penerapan teknologi sederhana, seperti retrek lampu perangkap hama malam hari dan pestisida nabati, serta sistem tanam jajar legowo 2:1 (jarwo 21) dan 4:1 (jarwo 41) sesuai SOP pertanian nasional.
“Dengan standar yang diterapkan secara konsisten, hasilnya selalu di atas rata-rata. Ini bukti bahwa pertanian cerdas bisa diwujudkan dengan cara sederhana,” ujarnya.
Bahkan dalam mengembangkan berbagai komoditi daerah lanjutnya, Pemerintah Daerah Kabupaten Solok juga melakukan kerjasama dengan sejumlah daerah. Kerja sama ini merupakan langkah konkret dalam membangun sinergi antar daerah, khususnya dalam mendukung ketersediaan pasokan komoditas strategis seperti bawang merah.
“Kerja sama ini bukan hanya soal perdagangan, tetapi juga bagian dari strategi bersama dalam menjaga stabilitas harga dan memperkuat sektor pertanian di daerah masing-masing,” jelasnya.
Ditegaskan Jon Firman Pandu, memperkuat ketahanan pangan sangat penting dilakukan di tahun 2025 ini. Apalagi dalam mencegah terjadinya inflasi, serta juga persiapan jelang Ramadhan yang sudah dekat. Seluruh pihak terkait harus selalu bersinergi dalam memberikan gambaran atau informasi terkait pelaksanaan program ketahanan pangan. Mulai dari ketersediaan pangan, distribusi pangan hingga persoalan pangan dan gizi.
Sehubungan dengan itu, untuk mewujudkan ketahanan pangan lanjutnya ada tiga aspek yang harus di perhatikan yaitu aspek ketersediaan pangan, aspek distribusi atau aspek akses pangan dan aspek konsumsi pangan.
Dinas terkait lanjuthya telah menyusun program yang berkaitan dengan pemberian informasi terkait ketahanan pangan, serta merumuskan beberapa rekomendasi tentang kesinambungan pelaksanaan program ketahanan pangan di kabupaten Solok.
“Dalam rangka menyikapi tantangan dan peluang dalam hal pasokan dan stabilitas harga pangan, tahun ini kami fokus menangani rantai distribusi agar pangan mudah diakses oleh masyarakat,” tutur dia.
Sementara itu dalam sambutannya, Assoc. Prof. Dr. Hayati Sari Hasibuan menegaskan pentingnya inovasi dalam menopang ketahanan pangan nasional.
“Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, ketahanan pangan adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang tangguh. Inovasi, penelitian, kajian, serta kerjasama merupakan elemen yang sangat diperlukan,” ujarnya. (**)













