Untuk sementara, warga diungsikan ke tempat aman seperti kantor lurah dan masjid. Pengungsi juga mencakup sejumlah anak kos yang tinggal di kawasan terdampak.
Dari hasil pendataan sementara, terdapat 11 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 60 orang yang tinggal berdekatan dengan titik pergerakan tanah tersebut.
“Kami sedang melakukan percepatan penyelamatan agar kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa,” kata Westi.
Ia menegaskan bahwa pergerakan tanah tersebut diduga kuat dipicu oleh curah hujan tinggi yang terus melanda Bukittinggi dalam beberapa hari terakhir. Hingga siang hari, hujan masih mengguyur wilayah tersebut.
“Kami mengimbau seluruh masyarakat Kota Bukittinggi untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem ini. Dengan kewaspadaan yang tinggi, kita berharap terhindar dari bencana,” harapnya. (pry)
