LIMAPULUH KOTA, METRO –Anjloknya harga Tomat sejak dua pekan terakhir di Kabupaten Lima Puluh Kota, membuat para petani sulit untuk mengembalikan modal. Untung, harga pupuk sudah turun sejak beberapa waktu lalu, namun harga pestisida tetap mahal. “Harga jual petani saat ini turun drastis. Itu sudah berlangsung sejak dua pekan terakhir. Sekarang hanya 1000-3000 rupiah, tergantung besar kecilnya. Kalau sebelumnya sudah sempat naik di 7000-8000 rupiah perkilonya. Untung harga pupuk sudah sedikit turun,” sebut salah seorang petani Tomat, Russirwan, ketika panen Tomat dikebunnya di Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kamis (20/11).
Dia menyebut, anjloknya harga tomat ditingkat petani, jelas menjadi pukulan telak bagi petani di tengah masih mahal harga-harga pestisida dan banyaknya penyakit hama yang menyerang pada tanaman para petani. “Serangan hama banyak sekali dan untuk mengendalikan hama butuh pestisida dan insektisida dan harganya mahal. Tentu ini membuat petani makin sulit, berharap untung malah rugi,” ucapnya.
Dia berharap harga Tomat bisa kembali naik ditingkat petani, sehingga para petani bisa dapat untung dalam bertani. “Harapan kita harga tomat bisa kembali naik, sehingga petani bisa sedikit untung, karena harga pestisida untuk pengendalian hama mahal,” sebutnya.
Menurutnya, bertani tanaman muda seperti tomat, kacang buncis, timun dan kacang panjang serta sayur-sayuran lainnya, kini butuh modal yang cukup besar, tergantung jumlah populasi dan luas lahan untuk bercocok tanam. “Untuk luas lahan seperti ini sekitar 1000 meter persegi dengan populasi 3000 batang kita butuh modal cukup besar hingga jutaan,” sebutnya.
















