Sebanyak 12 SPPG lainnya sedang dalam proses penilaian untuk memperoleh sertifikat yang sama.
Zulmaeta menegaskan bahwa sertifikat tersebut tidak boleh dimaknai hanya sebagai dokumen, tetapi harus diterapkan sepenuhnya dalam penyelenggaraan layanan harian SPPG.
Selain menyoroti higiene dan keamanan pangan, Pemko Payakumbuh juga memperhatikan pengelolaan limbah dari kegiatan SPPG.
Saat ini, limbah makanan telah diolah menjadi pakan ternak, makanan magot, serta pupuk organik yang dimanfaatkan Dasawisma di sekitar lokasi SPPG.
Sementara minyak jelantah disalurkan kepada pengepul untuk didaur ulang kembali. “Alhamdulillah, Program MBG di Payakumbuh memberi dampak positif, mulai dari meningkatnya gizi dan ekonomi masyarakat hingga kehadiran, konsentrasi, serta prestasi belajar siswa,” ujarnya.
Ia menambahkan, keberhasilan MBG tidak terlepas dari peran aktif Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang secara rutin melakukan pembinaan dan monitoring ke seluruh SPPG. (uus)
















