“Kemudian juga dari sisi air minum dan sanitasinya. Jadi harapan kami ke depan, pondok pesantren ini memiliki bangunan dan infrastruktur yang memang betul-betul layak dan sesuai dengan standar keteknisan,” terang Dewi.
Sebagai informasi, bangunan empat lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny tiba-tiba ambruk pada Senin (29/9) sekitar pukul 15.35 WIB. Saat itu, para santri sedang menunaikan Salat Asar berjamaah.
Akibatnya, sebanyak 167 santri menjadi korban dalam tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny. Dari ratusan korban tersebut, 104 korban selamat dan 63 korban meninggal dunia.
Dalam waktu dekat, pemerintah bersama pihak yayasan tengah menyiapkan gedung baru Pondok Pesantren Al Khoziny di lahan seluas 4.100 meter persegi di Jalan Siwalanpanji II, Buduran, Sidoarjo.
Saat ini, Ditjen Cipta Karya Kementerian PU sedang menyiapkan detail engineering design (DED) untuk pembangunan gedung baru Ponpes Al Khoziny. Apabila disetujui, pembangunan bisa segera dimulai.
“Kita sedang siapkan detail engineering design-nya, mudah-mudahan bisa segera disetujui dan di-approve. Harapannya mulai akhir tahun ini kita bisa laksanakan (pembangunan ulang),” pungkas Dewi. (jpg)
