“Cuaca ekstrem, sangat menganggu dan mengurangi produktivitas. Itu yang berbahaya. Dengan dihadirkan BMKG akan diberikan pemahaman soal cuaca ekstrem yang akan terjadi pada tahun depan dan kapan waktu menanam,” tutur dia.
Ditegaskan Majid, tujuan akhir dari program ini, Bank Indonesia ingin menaikkan produksi yang lebih besar untuk pengendalian inflasi. Karena produksi beras di Sumbar juga dikonsumsi oleh provinsi tetangga bahkan sampai ke jakarta.
“Kalau produksinya naik, biayanya petani turun, pendapatan petani tentunya akan naik. Mudahan saja dapat memberikan kesejahteraan bagi para petani dan ketahanan pangan di Sumbar menjadi kuat,” ujar dia.
Kadis Pertanian Provinsi Sumbar, Afniwirman mengatakan, melatih untuk meningkatkan SDM petani merupakan hal yang sangat baik bermanfaat. Pihaknya mengapresiasi BI Sumbar yang sudah menginisiasi Sekolah Lapang Daun untuk memberikan pelatihan kepada para petani di Sumbar.
“Sawah Pokok Murah, ada beberapa keuntungan. Petani sawah kita sudah cukup lama menggunakan bahan kimia, seperti pupuk dan pestisida. Kondisi ini berdampak iklim mikro pertanian sawah. Organisme tanah akibat bahan kimia dan serangga hama tanaman semakin berkembang,” kata Afniwirman.
Dengan pola Sawah Pokok Murah, kata dia, akan mengembalikan bahan organik ke lahan pertanian, sehingga tidak lagi menggunakan pupuk kimia karena menggunakan jerami dan meniadakan pestisida kimia.
“Pada Sawah Pokok Murah ini, satu bulan setelah ditanam, kita temukan di jerami-jerami, berkembang sekali laba-laba. Laba-laba ini bikin sarang dan menjaring serangga-serangga hama yang masuk. Jadi, dipastikan serangga yang menjadi hama akan berkurang, bahkan memungkinkan tidak ada lagi hama serangga seperti wereng dan walang sangit,” ungkap Afniwirman.
Ditambahkannya, dengan Sawah Pokok Murah, dikembalikan jerami sebagai bahan organik ke lahan akan memperbaiki struktur tanah, memperbaiki fisik dan biologi tanah. Buktinya, di Sawah Pokok Murah yang masa tanam kedua atau ketiga kali, ditemukan ikan-ikan kecil dan belut di sawah. Ini membuktikan iklim mikro pada tanaman padi sawah sudah mulai pulih.
“Sawah pokok murah sangat tahan terhadap kekeringan. Pada intinya, metode tanam padi MTOT ini sangat memudahkan petani dan juga sangat menguntungkan petani. Diharapkan, petani bisa menerapkan metode ini di seluruh wilayah Sumbar,” ulasnya.
Sementara itu, Pakar Pertanian sekaligus penggagas Sawah Pokok Murah, Ir Djoni mengatakan, program yang dijalankan BI ini sangat patut diapresiasi karena sudah mulai merancang dan mengambil langkah-langkah untuk antisipasi krisis pangan ke depan.
“Langkah BI ini sudah sangat benar dan merintis jangka panjangnya akan sangat besar hasilnya. Sekolah Lapang ini sangat sangat bermanfaat bagi petani karena mereka langsung praktik menerapkan metode MTOT,” pungkasnya. (rgr)

















