“Ini bagian dari upaya membangun Sumatera Barat sebagai destinasi wisata ramah muslim yang sesungguhnya. Bukan hanya pada makanan halal, tapi juga pada fasilitas ibadah yang akurat dan terjamin arah kiblatnya,” sebut Edison.
“Kita ingin setiap tamu yang datang ke ranah Minang, merasa yakin bahwa di mana pun ia salat arah kiblatnya tepat, ibadahnya sah, dan hatinya tenang,” pungkas Edison
Kalibrasi Arah Kiblat di BIM
Sebelumnya, Kanwil Kemenag juga sudah melakukan kalibrasi arah kiblat di kawasan Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Kalibrasi (ketepatan) arah kiblat perdana setelah audiensi dengan PHRI, tim melakukan kalibrasi di tiga lokasi di kawasan bandara, musala area keberangkatan, mushala area kedatangan, dan mushola Kantor Otoritas Bandara Wilayah VI.
Kegiatan ini dilaksanakan Tim Hisab Rukiyat dibawah Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kemenag Sumbar dipimpin Ketua Tim Kerja, Ikrar Abdi, bersama tim serta didampingi Kasi Bimas Islam Kemenag Kabupaten Padang Pariaman, Irsyad, dan Kepala KUA Batang Anai, Alfitra Kusasri. Proses pengukuran arah kiblat dilakukan menggunakan alat Theodolite untuk memastikan ketepatan arah.
Ikrar mengatakan kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari pihak Angkasa Pura II. “Hari ini kami mengkalibrasi tiga titik, mushala di area keberangkatan dan kedatangan dan kantor Otban. Selanjutnya, akan dilanjutkan pada empat titik lainnya, termasuk area internasional,” ujar Ikrar Abdi.
Ikrar menambahkan, langkah ini merupakan bagian dari komitmen bersama antara Kanwil Kemenag Sumbar dan pihak pengelola bandara untuk memastikan setiap mushala dan masjid di area publik memiliki arah kiblat yang sesuai standar Kementerian Agama.
“Ini menjadi bagian dari dukungan terhadap program wisata ramah muslim. Dengan arah kiblat yang akurat, jamaah akan merasa lebih tenang dan nyaman saat beribadah di bandara,” jelasnya.
Sementara itu, Rinaldo, selaku Airport Operation Landside, Terminal and Service Department Head, mengungkapkan hasil pengukuran menunjukkan adanya perbedaan arah kiblat di beberapa titik.
“Setelah diukur, ada perbedaan yang perlu disesuaikan agar penumpang merasa nyaman beribadah. Ke depan, kami akan menyesuaikan arah kiblat sesuai standar yang telah diukur Kemenag. Sertifikat resmi dari Kementerian Agama nantinya akan kami tempelkan di setiap area ibadah,” jelasnya. (*/ren)
















