Bupati menambahkan, kini Pasaman juga sudah dikenal dengan sebutan Kota Duo Tuanku karena melahirkan dua tokoh besar, yakni Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Rao. Ini sekaligus menjadi saksi penghormatan atas jasa para pahlawan bangsa.
Dalam upacara peringatan tersebut, Bupati Welly membacakan sambutan tertulis Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf, yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak datang begitu saja, melainkan lahir dari kesabaran, keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan para pejuang. “Para pahlawan bukan sekadar nama yang terukir di batu nisan, melainkan cahaya yang menerangi jalan kita hingga hari ini. Dari Surabaya hingga Banda Aceh, dari Ambarawa hingga Papua, mereka berjuang bukan demi diri sendiri, tetapi demi masa depan bangsa yakni kita semua yang berdiri di sini hari ini,” kata Welly membacakan pesan Menteri Sosial.
Generasi Muda Kunci Pembangunan Pasaman
Usai upacara, Bupati Welly Suhery menegaskan pentingnya menumbuhkan kembali semangat kepahlawanan di kalangan generasi muda terkhusus di Kabupaten Pasaman. Menurutnya, semangat perjuangan kini tidak lagi diwujudkan dengan harus mengangkat senjata, tetapi dengan meningkatkan ilmu, empati sosial, dan pengabdian bagi masyarakat. “Perjuangan kita sekarang adalah memastikan tidak ada anak Pasaman yang tertinggal dari kemajuan. Dan ini juga sudah kita selaraskan dengan program unggulan Pemkab Pasaman. Ada namanya Pendidikan atau Sekolah Gratis, ini semua untuk anak Pasaman,” tutur Bupati Welly. Bupati juga mengajak para pelajar dan mahasiswa Pasaman untuk menjadi agen perubahan, menjadi generasi yang inovatif, penuh kreativitas, serta peduli terhadap daerahnya. “Kita semua ingin generasi muda Pasaman ini menjadi penyumbang ide dan gagasan untuk kemajuan daerah,” pungkas Bupati Welly.(ped/rel)















