Kini, Arik berkarier di industri teknologi informasi nasional dan ikut mengembangkan sistem keamanan digital di sejumlah perusahaan besar di Jakarta.
Dari kamar kecil di rumah mereka, Arik dan Aditia belajar secara mandiri, memanfaatkan komunitas daring global untuk mengasah kemampuan dan membangun reputasi profesional di bidang keamanan siber. Zulmaeta berharap keberhasilan Arik dan Aditia menjadi pemicu semangat bagi generasi muda lainnya di Payakumbuh untuk terus berprestasi.
Ia menilai, kemajuan teknologi seharusnya menjadi peluang besar bagi anak muda untuk mengembangkan diri. “Talenta besar tidak harus lahir di kota besar. Dari Payakumbuh, kita bisa melahirkan generasi yang diakui dunia. Pemerintah akan terus menciptakan ruang bagi anak muda untuk berkarya dan berinovasi,” tutupnya.
Sementara itu, bagi sang ayah, Dedi Hendri, keberhasilan dua putranya menjadi kebanggaan yang tak ternilai. Ia menilai kerja keras dan ketekunan anak-anaknya menjadi bukti bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk berhenti bermimpi. “Kalau orang tua tidak punya nama besar, maka ukirlah namamu sampai orang bertanya: anak siapakah kamu?” ujarnya dengan nada haru.
Kisah dua bersaudara dari Payakumbuh ini menjadi cerminan bahwa kerja keras, ketekunan, dan semangat belajar dapat membawa seseorang menembus batas. Dari kota kecil di Sumatera Barat, mereka membuktikan bahwa mimpi besar bisa berawal dari tempat sederhana, dan kini, Payakumbuh ikut dikenal lewat prestasi mereka di mata dunia. (uus)
















