Literasi kesehatan yang baik adalah fondasi utama bagi kesehatan keluarga. Tidak hanya itu, PTF telah berhasil membuat inovasi dari buah mengkudu, yang dikenal memiliki rasa pahit dan aroma kuat, diolah menjadi produk teh celup yang praktis dan memiliki umur simpan yang lebih lama serta mampu meningkatkan ekonomi masyrakat di Kota Pariaman. “Tujuan dari semua ini adalah memberikan alternatif pemanfaatan mengkudu lokal yang berkhasiat sebagai antihipertensi dan antioksidan, namun dengan bentuk sediaan yang lebih mudah diterima (terutama dari segi rasa dan aroma) dan kita berharap kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat bagaimana sebenarnya penggunaan obat baik kimia maupun tradisional yang baik untuk kesehatan tubuh kita, “ harapnya.
Walikota Pariaman yang di wakili oleh Kepala Dinas Kominfo Kota Pariaman, Yalviendri dalam sambutannya pada pembukaan kegiatan tersebut memberikan apresiasi tinggi dan mengucapkan terima kasih atas kolaborasi luar biasa dari perguruan tinggi farmasi seluruh Indonesia. “Kami sangat mengapresiasi kolaborasi farmasi nasional yang telah memilih Kota Pariaman. Edukasi tentang obat dan inovasi produk lokal seperti teh mengkudu ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan ekonomi masyarakat kami. Inovasi teh celup mengkudu ini bukan hanya tentang kesehatan, tapi juga tentang bagaimana kita mengangkat potensi pangan lokal menjadi produk unggulan daerah, “ ujarnya.
Kolaborasi dengan agenda penyuluhan tentang obat dan obat bahan alami serta pembuatan teh celup dari bahan mengkudu di Kotota Pariaman menghadirkan 100 peserta dari Desa Talago Sariak, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman. “Kegiatan kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi model sinergi antara akademisi dan masyarakat dalam upaya percepatan peningkatan kualitas hidup dan kemandirian kesehatan di daerah. Kita juga berharap kegiatan ini tidak berhenti pada penyuluhan, melainkan menjadi pemicu bagi masyarakat Kota Pariaman untuk lebih mandiri dalam memanfaatkan potensi alam sekitar dan lebih cerdas dalam mengelolanya, “ harapnya. efa)
















