SITUJUAH, METRO–Kawasan bersejarah Peristiwa Situjuah Batua di Nagarfi Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, menghadapi persoalan serius. Kondisi jalan menuju TMP serta fasilitas penunjang di kawasan tersebut dikeluhkan pengunjung karena dinilai minim informasi dan berisiko membahayakan keselamatan.
Kondisi ini mencoreng citra lokasi yang menjadi saksi perjuangan dan tempat gugurnya para pahlawan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan, di antaranya Khatib Sulaiman, Arisun Sutan Alamsyah, dan Kapten Tantawi pada 15 Januari 1949.
Salah seorang pengunjung, Khaila Ramadhani, siswi SMA Negeri 5 Payakumbuh yang datang untuk tugas sekolah, menyampaikan keÂkecewaannya.
“Iya, jalannya susah, turunan dan ada jalan rusak berlubang. Selain itu, sangat minim informasi terkait TaÂman Makam Pahlawan Situjuah Batua ini, kurang informasi atau penjelasan,” akunya.
Dari pantauan di lokasi, kondisi jalan menuju makam memang rusak di banyak titik. Tiang pembatas juga banyak yang patah atau hilang, meniÂmbulkan risiko bahaya bagi pengunjung.
Khaila berharap pemerintah memÂperbaiki jalan dan menambah papan informasi agar pengunjung dapat lebih memahami sejarah di balik Peristiwa Situjuah dan para pahlawan yang dimakamkan di sana. Keluhan serupa juga datang dari warga serta aparat pemerintahan nagari. Mereka menilai TMP Situjuah Batua sebagai aset sejarah bangsa yang perlu menjadi prioritas dalam upaya pelestarian.
Salah seorang anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, yang juga putra Nagari Situjuah Batua, menyebutkan bahwa pemugaran atau rehabilitasi terakhir TMP dilakukan pada 1998 atas inisiatif Pangdam I/Bukit Barisan saat itu, Mayor JendeÂral TNI Ismed Yuzairi.
Politikus Partai Golkar tersebut menyoroti minimnya alokasi dana dari Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota untuk perawatan kawasan bersejarah itu.
















