Ia juga mengatakan, penghargaan ini menjadi pemacu semangat Pemprov Sumbar untuk terus memperkuat citra daerah sebagai destinasi wisata halal unggulan nasional. “Insya Allah, Sumatera Barat akan terus berbenah. Kita ingin pariwisata yang bukan hanya indah dipandang mata, tapi juga menumbuhkan nilai-nilai keberkahan bagi masyarakat dan negeri ini,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Lila Yanwar menjelaskan, IMTI menilai pengembangan destinasi wisata ramah Muslim berdasarkan empat kategori utama, yakni Akses (Access), Komunikasi (Communication), Lingkungan (Environment), dan Pelayanan (Service).
“Dalam kategori access, yang dinilai adalah kemudahan akses ke berbagai fasilitas wisata, transportasi ramah Muslim, serta ketersediaan peta dan informasi lokasi yang akurat. Sementara kategori communication menitikberatkan pada ketersediaan informasi yang jelas dalam berbagai bahasa. Termasuk informasi restoran halal, jadwal salat dan fasilitas ibadah,” jelas Lila.
Ia menambahkan, aspek environment meliputi kebersihan, keamanan, dan kenyamanan lingkungan destinasi wisata, sedangkan service berfokus pada pelayanan yang ramah, profesional, dan sesuai prinsip syariah.
“Alhamdulillah, setelah melalui penilaian panjang, Sumbar terpilih sebagai provinsi nomor dua terbaik secara nasional. Ini bukti bahwa kita berada di jalur yang benar dalam mengembangkan pariwisata halal,” ungkap Lila.
Sebelumnya, Ketua Tim Penilai IMTI 2025, R. Wisnu Rahtomo dari Enhaii Halal Tourism Center (EHTC) Politeknik Pariwisata NHI Bandung, menilai sektor pariwisata ramah Muslim di Sumbar telah menunjukkan peningkatan signifikan dibanding tahun 2023.
“Peningkatan itu terlihat tidak hanya dari atribut dasar, tetapi juga dari pengalaman wisatawan. Kami terkesan dengan kebersihan dan kenyamanan fasilitas ibadah, seperti mushalla di Bandara Internasional Minangkabau dan layanan ramah di Hotel Rangkayo Basa serta Rumah Makan Pagi Sore,” kata Wisnu.(fan)
