PADANG, METRO– Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah mencanangkan gerakan “Farm the Future” atau pertanian masa depan di Auditorium Gubernuran, Kamis (9/10).
Gerakan ini digagas untuk menumbuhkan semangat generasi muda agar kembali menekuni dunia pertanian. Sektor ini diyakini menjadi jawaban atas ancaman krisis pangan global.
“Gerakan Farm the Future ini kita hadirkan untuk membangkitkan minat anak muda bertani. Sekaligus jawaban dari isu tantangan krisis pangan global,” ujar Mahyeldi.
Gerakan ini juga bagian dari Program Unggulan (Progul) Gerak Cepat Sumbar Sejahtera. Melalui progul ini, Pemprov Sumbar mengalokasikan 10% APBD dalam rangka peningkatan produksi, hilirisasi dan asuransi pertanian, untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mewujudkan Sumbar lumbung pangan nasional.
Melalui progul ini, Pemprov Sumbar juga melakukan pengembangan berbasis kawasan dan komoditas bernilai ekonomi tinggi bagi daerah yang memiliki kekhususan.
Mahyeldi mengakui sektor pertanian masih menghadapi berbagai tantangan struktural dan regeneratif. Salah satunya keterbatasan lahan, minimnya pemanfaatan teknologi dan lambannya regenerasi petani.
“Sensus pertanian 2023 menunjukkan, hanya 21,93 persen petani di Sumbar tergolong milenial, berusia 19 hingga 39 tahun. Artinya, generasi muda semakin menjauh dari ladang. Kalau hari ini kita tidak bergerak, 10 atau 30 tahun ke depan siapa yang akan menanam, siapa lagi yang memproduksi pangan,” tegasnya.
Selain itu, Mahyeldi juga menyoroti tingkat produktivitas pertanian di Sumbar yang tumbuh landai dari masa ke masa. Sementara tuntutan pasar terus meningkat dan semakin kompetitif.
“Produktivitas padi kita masih di kisaran 5 ton per hektare. Beberapa waktu lalu, inflasi juga sempat dipicu gangguan produksi cabai merah. Ini tantangan sekaligus peluang bagi generasi muda menghadirkan pertanian cerdas berbasis teknologi atau smart farming,” ujarnya.
