Benar saja, berkat ketekunan, dukungan keluarga dan tim medis, Yusniar kini telah sembuh sepenuhnya, seperti sedia kala. “Saya merasa bersyukur sekali setiap kali berhasil melakukan aktivitas dan semakin sadar jika kesehatan itu mahal harganya,” tambah Yusniar. Selama masa pengobatan, Yusniar merasa sangat terbantu oleh pelayanan tenaga medis yang ramah dan profesional. Ia mengakui bahwa petugas rumah sakit maupun puskesmas selalu memberikan pelayanan terbaik tanpa membeda-bedakan peserta JKN dengan pasien umum. “Perawatnya sabar, dokter selalu menjelaskan dengan jelas. Saya merasa diperhatikan dan tidak pernah merasa diabaikan, terima kasih kepada semua tenaga kesehatan,” ucap Yusniar.
Yusniar bertekad untuk menjaga kesehatannya dengan rutin berolahraga ringan, mengatur pola makan, dan rajin memeriksa tekanan darah. Ia juga aktif mengajak tetangga dan teman-temannya untuk mendaftar sebagai peserta JKN. “Saya sudah merasakan sendiri manfaatnya dan jangan tunggu sakit dahulu baru mendaftar di BPJS Kesehatan. Dengan menjadi peserta JKN, kita bisa tenang karena sudah punya perlindungan kesehatan sejak dini,” pesan Yusniar.
Baginya, stroke bukan akhir dari kehidupan, melainkan awal dari babak baru untuk lebih menghargai kesehatan dan pentingnya gotong royong dalam menjaga sesama. Ia berharap, masyarakat lainnya dapat memahami pentingnya makna gotong royong ini. “Kalau bukan karena program JKN, mungkin saya tidak bisa berbicara normal seperti sekarang. Terima kasih kepada pemerintah dan BPJS Kesehatan yang sudah membantu kami agar bisa berobat gratis,” tutup Yusniar.
Kepala Puskesmas Payolansek, tempat Yusniar menjalani kontrol rutin, Fadly Ahmadi, menjelaskan bahwa pasien yang pernah mengalami stroke, seperti Yusniar memerlukan pendampingan dan perhatian khusus jangka panjang. Ia menegaskan pentingnya deteksi dini dengn skrining riwayat kesehatan, kontrol tekanan darah, serta menjaga pola hidup sehat untuk mencegah stroke berulang, salah satunya melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis).
“Kami bersyukur karena BPJS Kesehatan telah menyediakan program Prolanis untuk memudahkan pasien, seperti Ibu Yusniar dalam mendapatkan perawatan berkelanjutan. Tanpa program JKN juga, mungkin banyak pasien yang kesulitan melanjutkan terapi karena kendala biaya,” kata Fadly. (uus)
