MRC sendiri merupakan ajang tahunan yang digelar oleh Direktorat KSKK Madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia, bertujuan menumbuhkan minat dan kreativitas siswa madrasah di bidang sains dan teknologi. Tahun ini, tema kompetisi berfokus pada penerapan teknologi robotika yang berorientasi pada pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
Kepala MIN 2 Kota Sawahlunto, Yesi Safri serta jajaran Kemenag Kota Sawahlunto, memberikan dukungan penuh bagi tim ini. Doa dan semangat juga datang dari masyarakat, guru, serta rekan-rekan sesama siswa. “Kami berharap Arya dan Zhafira bisa membawa pulang medali emas, bukan hanya untuk MIN 2 Sawahlunto, tetapi juga untuk kota Sawahlunto dan Provinsi Sumatera Barat,” ujar salah satu guru madrasah dengan penuh haru.
Sawahlunto yang dulu dikenal sebagai kota tambang batubara, kini mulai menorehkan prestasi di bidang teknologi dan pendidikan modern. “Kami ingin membuktikan bahwa anak-anak madrasah juga mampu bersaing di era digital. Kami berjuang bukan hanya untuk menang, tapi untuk membuktikan potensi anak bangsa dari daerah,” tutur Ustadz Ridho. Grand Final Madrasah Robotik Competition (MRC) 2025 akan menjadi momentum penting bagi madrasah di seluruh Indonesia untuk menunjukkan bahwa sains, teknologi, dan iman bisa berjalan beriringan. (pin)
