Ipda Gorrahman menambahkan, BE dikenal sebagai anak yang ceria. Karena itu, kepolisian hingga kini belum mengetahui pasti motif di balik bunuh diri tersebut.
“Kayaknya tekanan ekonomi, berasal dari keluarga, tidak ada perhatian keluarga, masalah lalu dipendam sendiri. Tapi kami terus dalami. Kami harap instansi terkait dapat memperhatikan sekolah dan para siswa, karena banyak konten di media sosial yang tidak mendidik,” tandasnya.
Sebelumnya, seorang siswa kelas IX ditemukan tewas di dalam ruang kelas SMP Negeri 7 Kota Sawahlunto, di Kebun Jati, Kelurahan Saringan, Kecamatan Barangin, pada Selasa (28/10) sekitar pukul 12.00 WIB. Diduga, siswa malang itu meninggal akibat bunuh diri.
Peristiwa tragis ini bertepatan dengan momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke-97. Saat ditemukan, siswa berinsial BE (15) tergantung di jendela dengan leher yang terlilit dasi SMP berwarna biru. Insiden bunuh diri ini sontak membuat heboh para murid dan guru.
Tak berselang lama, Polisi datang ke lokasi untuk melakukan olah TKP lalu mengevakuasi jenazah korban ke RSUD Sawahlunto untuk dilakukan visum luar. Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab siswa SMP itu nekat mengakhiri hidupnya dengan cara seperti itu. (*)
