Dari sisi teknis, Kabid Penyuluh Pertanian Kabupaten Solok, Mus Mulyadi, menjelaskan bahwa program Sekolah Lapang Tematik DAK 2025 dilaksanakan sebanyak 11 kali pertemuan di 14 kecamatan, terdiri dari 12 lokasi berbasis padi dan 2 lokasi berbasis sayur.
“Kegiatan ini kami kemas dalam konsep Sayur Pokok Murah (SPM). Di dalamnya, petani belajar menanam bawang merah secara mudah, murah, dan ramah lingkungan,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, penggunaan pestisida kimia berhasil ditekan lebih dari 50%, begitu juga dengan pengurangan pupuk kimia dan biaya penyemprotan. “Yang menggembirakan, hasil panen justru naik hampir 24% dibandingkan sistem konvensional,” terangnya.
Peningkatan tersebut didukung penerapan teknologi sederhana, seperti retrek lampu perangkap hama malam hari dan pestisida nabati, serta sistem tanam jajar legowo 2:1 (jarwo 21) dan 4:1 (jarwo 41) sesuai SOP pertanian nasional. “Dengan standar yang diterapkan secara konsisten, hasilnya selalu di atas rata-rata. Ini bukti bahwa pertanian cerdas bisa diwujudkan dengan cara sederhana,” ujarnya. (vko)
















