Rasa syukur juga disampaikan oleh Metrizal, pengasuh Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra, yang menyambut hangat kehadiran rombongan PLN UIP Sumbagteng. Ia menilai kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosial di sekitar wilayah kerja.
“Alhamdulillah, dalam rangka HLN ke-80, Allah gerakkan hati Bapak dan Ibu dari PLN untuk datang dan berbagi dengan anak-anak kami. Terima kasih atas perhatian dan kepedulian yang diberikan. Semoga Allah membalas kebaikan Bapak/Ibu pegawai PLN dengan sebaik-baiknya balasan,” ucap Metrizal.
Bagi para anak asuh, kegiatan ini bukan sekadar menerima bantuan, tetapi juga kesempatan untuk merasakan kehangatan dan perhatian dari para insan PLN. Wajah-wajah polos mereka tampak gembira saat menerima bingkisan dan berdoa bersama di aula panti asuhan.
Kegiatan Doa Syukur dan Harapan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Listrik Nasional ke-80 di lingkungan PLN UIP Sumbagteng, yang tahun ini mengusung semangat “Terang untuk Negeri, Energi untuk Kehidupan.”
Melalui berbagai kegiatan sosial dan internal, PLN berkomitmen memperkuat nilai kemanusiaan, keberlanjutan, dan semangat gotong royong dalam setiap langkah pembangunan ketenagalistrikan.
Bagi PLN UIP Sumbagteng, keberadaan listrik bukan hanya infrastruktur teknis, tetapi juga simbol harapan dan kemajuan masyarakat. Melalui YBM dan PIKK, PLN berupaya menghadirkan nilai tambah sosial, membantu sesama, memberdayakan masyarakat, dan menguatkan ikatan kemanusiaan antara pegawai dan lingkungan.
“Momentum 80 tahun ini menjadi pengingat bahwa cahaya yang kita nyalakan tidak hanya di jaringan listrik, tetapi juga di hati manusia. Karena seberapa pun canggihnya teknologi, kebermanfaatan sejati lahir dari rasa peduli,” pungkas Hendro.
Dengan semangat kebersamaan itu, PLN UIP Sumbagteng berharap agar doa dan syukur yang terpanjat di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra menjadi energi kebaikan yang terus mengalir, menerangi langkah PLN dalam menghadirkan terang di seluruh penjuru negeri.
