Lebih lanjut, Erni mengatakan bahwa hal ajaib terjadi saat ia berada di ruangan operasi, di mana kondisi jantungnya yang awalnya didiagnosis tidak berfungsi optimal, kini dinyatakan telah pulih 100% tanpa penyumbatan. Hal ini membuat dokter spesialis dan seluruh tenaga medis yang berada di ruangan operasi merasa heran dan takjub. Erni bercerita beberapa waktu sebelum tindakan operasi dijadwalkan, ia telah bergabung ke dalam grup Prolanis dan mengikuti serangkaian kegiatannya. Dari sana, ia mendapatkan pengetahuan terkait pola hidup sehat dan cara untuk mengendalikan penyakit kronis yang ia derita.
“Saat saya terbaring di meja operasi dan alat pasang ring jantung telah masuk ke pembuluh darah saya, hal ajaib pun terjadi, di mana dokter tiba-tiba mencabut kembali alat tersebut dari tubuh saya. Saya terkejut saat dokter mengatakan bahwa tindakan operasi dibatalkan karena kondisi jantung dan pembuluh darah saya dinyatakan sehat tanpa penyumbatan,” kata Erni.
Setelah keluar dari ruangan operasi, dokter pun bertanya kepada Erni terkait kegiatan apa saja yang ia lakukan sebelum tindakan operasi dijadwalkan. Erni menjelaskan bahwa ia hanya mengatur pola makan yang sehat dan rutin berolahraga setiap hari, seperti jalan kaki dan mengikuti senam Prolanis di Puskesmas Payolansek. “Saya sangat bersyukur dan tidak menyangka jika mengubah pola hidup sehat dan aktif di kegiatan grup Prolanis bisa membantu saya untuk sembuh dan terhindar dari tindakan pemasangan ring jantung. Bahkan, dokter di rumah sakit sangat menyarankan saya dan pasien jantung lainnya untuk aktif di grup Prolanis tersebut,” ucap Erni.
Perubahan kecil tersebut ternyata membawa dampak besar bagi Erni dan ia tidak hanya merasa lebih sehat, tetapi juga menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya. Erni aktif mengajak tetangga, teman dan keluarga untuk mengikuti kegiatan Prolanis, serta menerapkan pola hidup sehat.
“Saya selalu menghimbau orang-orang di sekitar saya agar menjaga kesehatan sejak dini dan jangan menunggu sakit dulu baru peduli dan baru mendaftarkan diri ke BPJS Kesehatan. Awalnya memang susah untuk menerapkan pola hidup sehat, tetapi dengan adanya teman kelompok di grup Prolanis, kita bisa saling menyemangati dan mendapatkan edukasi kesehatan,” tutup Erni.
Keberhasilan Erni, juga tidak terlepas dari dukungan tenaga kesehatan yang konsisten mendampingi. Menurut Kepala Puskesmas Payolansek, Fadly Ahmadi, Erni menjadi contoh nyata bagaimana pendampingan berkelanjutan dan komitmen pasien bisa mencegah tindakan medis yang berat seperti operasi jantung.
“Tidak semua kasus harus berakhir di meja operasi, dengan perubahan gaya hidup sehat dan kontrol rutin, banyak pasien bisa membaik secara alami. Setiap bulan, kami selalu aktif mengingatkan jadwal kontrol, melakukan pemeriksaan rutin dan mengadakan kegiatan edukasi kesehatan bagi seluruh peserta Prolanis agar mereka tetap sehat,” pungkas Fadly. (uus)
