Cabor tarung derajat meraih tiga perak (Dewi Yosillia, Vebi Sasmita Husna, dan Wahyunus Pratama),
Sedangkan taekwondo menambah dua perunggu melalui Qisthy Humairah (U-49 kg putri) dan Genta Al Gifari (U-80 kg putra).
Tiga cabor lainnya— judo, karate, dan wushu— belum berhasil meraih medali, namun tetap menunjukkan perjuangan maksimal.
Ketua Umum KONI Sumatera Barat Hamdanus menyebut hasil ini sebagai bukti kebangkitan olahraga Sumbar.
“Capaian ini menunjukkan bahwa atlet beladiri Sumbar memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Mereka sudah berjuang maksimal dan membawa nama daerah dengan penuh kebanggaan,” ujar Hamdanus.
Ia berterima kasih kepada seluruh atlet, pelatih, dan pengurus cabor yang telah bekerja keras.
“Berkat kolaborasi yang luar biasa ini, kita bisa pulang dari gelanggang PON Beladiri II Kudus dengan kepala tegak,” tambahnya.
Sekretaris Umum KONI Sumbar Anandya Dipo Pratama menegaskan, raihan di Kudus menjadi fondasi penting bagi pembinaan jangka panjang.
“Semangat dan kebersamaan kontingen menjadi modal berharga untuk masa depan olahraga beladiri Sumbar. Ini menjadi fondasi kuat untuk pembinaan jangka panjang,” ujarnya.
Dengan hasil ini, KONI Sumbar kini fokus melakukan evaluasi total program pembinaan, menjadikan capaian di Kudus sebagai titik awal kebangkitan menuju PON 2028 di NTB–NTT. (rom)
















