Menanggapi hal tersebut, Irman Gusman memberikan apresiasi terhadap langkah Pemerintah Kabupaten Agam yang dinilai berhasil memadukan antara pembangunan ekonomi, sosial, dan keagamaan secara seimbang.
“Saya sangat mengapresiasi langkah Pemkab Agam yang mampu menyatukan nilai agama dan pembangunan ekonomi dalam satu arah kebijakan,” ujar Irman.
Mantan Ketua DPD RI itu juga menekankan pentingnya data sebagai aset strategis dalam mempercepat pembangunan daerah. Ia mencontohkan kemajuan negara seperti Tiongkok yang berawal dari peran besar diaspora mereka.
“Data adalah aset paling berharga saat ini. Seperti pepatah Minang, marantau bujang dahulu, di rumah baguno balun. Kita perlu mendata para perantau agar ranah dan rantau bisa bersinergi,” ungkap Irman.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya menghidupkan kembali konsep “brain gain”, yaitu mengidentifikasi dan mengajak para tokoh perantau sukses — mulai dari ulama, akademisi, profesor, hingga pelaku ekonomi — untuk turut berkontribusi dalam pembangunan daerah.
“Dengan kemajuan teknologi saat ini, kolaborasi antara ranah dan rantau sangat memungkinkan. Ini cara efektif untuk mempercepat pembangunan di Agam,” jelasnya.
Kunjungan tersebut diharapkan menjadi momentum memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, perantau, dan pemangku kepentingan nasional dalam mewujudkan Agam sebagai daerah yang berkelanjutan, religius, dan berdaya saing. (pry)
